Apa itu virus warrancry,..??

Silahkan buka link ini



LINK MS017 -010



JAKARTA — Kekacauan siber global tengah berlangsung di kian lebih 70 negara didunia akibat serangan ransomware. Perusahaan keamanan siber swasta, CrowdStrike, mengidentifikasi ransomware yang dipakai yaitu varian baru dari virus WannaCry’. Ransomware ini mempunyai kekuatan menebar ke jaringan besar dengan memakai bug yang ada di system operasi Microsoft Windows, dengan cara automatis. ” Demikian masuk
JAKARTA — Kekacauan siber global tengah berlangsung di kian lebih 70 negara didunia akibat serangan ransomware. Perusahaan keamanan siber swasta, CrowdStrike, mengidentifikasi ransomware yang dipakai yaitu varian baru dari virus WannaCry’. Ransomware ini mempunyai kekuatan menebar ke jaringan besar dengan memakai bug yang ada di system operasi Microsoft Windows, dengan cara automatis.
” Demikian masuk serta mulai bergerak melewati infrastruktur lain, tak ada langkah untuk menghentikannya, ” kata Adam Meyers, seseorang peneliti di CrowdStrike.
Peretas Curi Kode Keamanan AS untuk Luncurkan Serangan Siber Global
Microsoft mengatakan, pihaknya selalu lakukan pengembangan Windows dengan cara automatis membuat perlindungan client dari virus WannaCry. Perusahaan ini keluarkan satu patch pada 14 Maret membuat perlindungan mereka dari Eternal Blue.
” Hari ini beberapa insinyur kami memberikan deteksi serta perlindungan pada piranti lunak beresiko baru yang di kenal sebagai Ransom : Win32. WannaCrypt, ” kata Microsoft dalam satu pernyataan.
Beberapa peretas, yang belum teridentifikasi, ini peluang bikin malware yang bisa menebar sendiri dengan memakai kode NSA. Kode itu di kenal dengan nama ” Eternal Blue ” yang launching bln. lantas oleh satu grup bernama Shadow Brokers.
” Ini yaitu satu diantara serangan ransomware global paling besar yang pernah ada didunia maya, ” kata Rich Barger, direktur penelitian Splunk, satu diantara perusahaan yang menghubungkan WannaCry dengan NSA.

Serangan cyber besar-besaran dengan menggunakan alat yang diyakini telah dicuri dari Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah menyerang beberapa organisasi di seluruh dunia. Perusahaan keamanan Cyber, ??Avast, mengatakan telah melihat 75.000 kasus “ransomware” – dikenal sebagai WannaCry dan varian dari nama itu – di seluruh dunia. Ada laporan tentang infeksi di 99 negara, termasuk Rusia
Serangan cyber besar-besaran dengan menggunakan alat yang diyakini telah dicuri dari Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah menyerang beberapa organisasi di seluruh dunia.
Perusahaan keamanan Cyber, ??Avast, mengatakan telah melihat 75.000 kasus “ransomware” – dikenal sebagai WannaCry dan varian dari nama itu – di seluruh dunia.
Ada laporan tentang infeksi di 99 negara, termasuk Rusia dan Cina. Di antara yang paling parah adalah National Health Service (NHS) di Inggris dan Skotlandia. BBC mengetahui sekitar 40 organisasi NHS dan beberapa praktek medis diserang. Bahkan serangan itu mengakibatkan operasi jantung seorang pasien di Inggris harus dibatalkan!
Malware menyebar dengan cepat pada hari Jumat (12/5/2017), dengan staf medis di Inggris dilaporkan melihat komputer turun “satu per satu”.
Staf NHS berbagi screenshot dari program WannaCry, yang meminta pembayaran sebesar 300 dolar AS (sekitar empat juta rupiah) dalam mata uang virtual Bitcoin untuk membuka arsip pada setiap komputer.
Sepanjang hari itu, terutama negara-negara Eropa, juga melaporkan adanya infeksi.
Sejumlah perusahaan besar di Spanyol – termasuk raksasa telekomunikasi Telefonica, perusahaan jawatan listrik Iberdrola dan penyedia utilitas Gas Natural – diserang, dengan laporan bahwa staf di perusahaan diberitahukan untuk mematikan komputer mereka.
Portugal Telecom, perusahaan pengiriman FedEx, otoritas lokal Swedia dan Megafon, jaringan telepon seluler terbesar kedua di Rusia, juga mengatakan bahwa mereka telah terinfkesi virus tersebut.
Masyarakat men-tweet foto komputer yang terkena dampak virus tersebut termasuk mesin tiket kereta api lokal di Jerman dan laboratorium komputer universitas di Italia.
Beberapa laporan mengatakan Rusia telah melihat lebih banyak infeksi daripada negara lainnya. Kementerian dalam negeri Rusia mengatakan telah “melokalisasi virus” menyusul “serangan terhadap komputer pribadi yang menggunakan sistem operasi Windows”.
Sementara Cina belum secara resmi berkomentar mengenai serangan yang mungkin dideritanya, namun komentar di media sosial mengatakan laboratorium komputer universitas telah diretas.
Beberapa periset keamanan telah menunjukkan bahwa infeksi virus tersebut tampaknya dilakukan melalui worm – sebuah program yang menyebar dengan sendirinya di antara komputer.

Sebagian besar program berbahaya lainnya, bergantung pada manusia untuk menyebar dengan menipu mereka agar mengklik lampiran yang menyembunyikan kode serangan.
Sebaliknya, begitu WannaCry berada di dalam sebuah organisasi, ia akan memburu mesin yang rentan dan menginfeksi mereka juga.
Ini mungkin menjelaskan mengapa dampaknya begitu umum – karena sejumlah besar mesin di setiap organisasi korban diretas, kata reporter teknologi BBC, Chris Baraniuk.
Beberapa ahli mengatakan serangan tersebut mungkin telah dibangun untuk mengeksploitasi kelemahan dalam sistem Microsoft yang diidentifikasi oleh NSA dan diberi nama EternalBlue.
Alat NSA dicuri oleh sekelompok hacker yang dikenal sebagai The Shadow Brokers, yang kemudian mencoba untuk menjual “encrypted cache”, dalam lelang online.
Namun mereka kemudian membuat alat yang tersedia secara bebas, melepaskan sebuah kata sandi untuk enkripsi pada tanggal 8 April 2017.
Para peretas mengatakan bahwa mereka telah menerbitkan kata sandinya sebagai “protes” kepada Presiden AS, Donald Trump.
Pada saat itu, beberapa ahli keamanan cyber mengatakan beberapa malware itu nyata, tapi sudah lama.
Sebuah patch telah dirilis oleh Microsoft pada bulan Maret 2017, namun banyak sistem mungkin tidak menginstal pembaruan.
Microsoft mengatakan pada hari Jumat bahwa para teknisinya telah menambahkan deteksi dan perlindungan terhadap malware tersebut. Perusahaan tersebut memberikan bantuan kepada pelanggan mereka, tambahnya.
Seorang peneliti keamanan cyber berbasis di Inggris, dalam cuitannya sebagai @MalwareTechBlog, mengatakan bahwa dia sengaja menghentikan sementara penyebaran virus tersebut.
Dia mengatakan bahwa dirinya telah melihat virus tersebut sedang mencari alamat web yang belum terdaftar. Dia membeli nama domain seharga sekitar 10 dolar AS (137 ribu rupiah) dan menemukan bahwa dengan mendaftarkannya, dia memicu “kill switch” yang menghentikan penyebaran worm tersebut.
Tapi, dia mengingatkan bahwa hal itu kemungkinan hanya sementara saja.
“Selama domain tidak dilepas, strain khusus ini tak akan lagi menyebabkan kerugian, tapi patch sistem Anda secepat mungkin karena mereka akan mencoba lagi,” dia tweeted.
Di Indonesia sendiri, pada Rabu (10/5/2017) situs pengadilan negeri Kab Negara, Provinsi Bali dan situs media Tempo, juga mengalami peretasan oleh pihak yang juga belum diketahui jatidirinya.
 Sumber : berbagai sumber di google.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RAPTOR POS,...

TIMBANGAN DIGITAL DIGI dari SHARP